Selasa, 29 April 2008

Solo ke 2

Ke Solo lagi bersama Eta. Tiba-tiba aja, walaupun hampir tak jadi.Menurutku tak akan jadi masalah kalau di antara kita mengerti satu sama lain. Penyatuan persepsi itu terkadang memang sulit, perbedaan mendasar berputar-putar dalam ke-bias-an.
Aku hanya berusaha mendorong Eta untuk lakukan apa yang diinginkan. Tak akan seperti pungguk merindukan bulan, karena apa yang diinginkan itu dekat sekali, tak terlalu jauh.

Hanya kaki yang perlu di langkahkan lebih jauh. Sementara aku meninggalkan sesuatu diantara apa yang semestinya aku tinggalkan dan apa yang seharusnya tidak aku tinggalkan. Eta meninggalkan apa yang seharusnya dia tinggalkan. Faktor prioritas tentunya. Permainan-permainan perasaan terus saja belum tentu akan berakhir. Selalu mudah untuk memulai sesuatu yang baru. Kekuatan yang paling besar ketika bisa menghabiskan ketetapan waktu saat mengatasi ketakutan. Perasaan tak diterima dalam lingkungan, selalu ditolak untuk melakukan serangkaian kreasi-kreasi baru. Semuanya tertumpuk di pendaran idea-idea, mengkompromikan rasa dan kesempatan. Sangat sulit saat mentransformasikannya ke materi dan immateri.
Konkritnya dulu aku punya keinginan untuk mengadakan sebuah musikalisasi puisi. Tak ada orientasi apapun, tak juga demi mencari sensasi, tak untuk penggalangan dan sosial. Sesekali kita juga harus berpikir pragmatis. Untuk mengadakan kegiatan kecil ini, dana yang dibutuhkan tak kecil. Kalaupun ada hasilnya, untuk menutupi ongkos pengadaan dan perlengkapan mungkin tak cukup. Keuntungan materi tak akan didapat. Lebih dari itu kepuasan ekspresi jauh lebih penting. Hal-hal yang memberi keuntungan kemudian dapat dianggap bonus saja.

Tidak ada komentar: