Minggu, 13 April 2008

Slank

Jiwa Slanker's ku terbakar saat melihat berita di TV siang ini, Rabu 9 April 2008. Anggota DPR memprotes lagu Slank yang dinilai mencederai kredibilitas lembaga rakyat tersebut. Lagu yang di permasalahkan adalah "Gosip Jalanan" didalam album PLUR. Bukan di kali ini saja Slank mengarang lagu yang mencoba melihat realitas dalam kehidupan dinegara, masalah sosial, politik dan fenomena dalam kelangsungan kehidupan bangsa ini. Sebelum Gosip Jalanan di album PLUR yang dirilis sekitar tiga tahun lalu itu, sudah ada juga lagu sejenis yang coba mengungkapkan kepedulian terhadap kondisi bangsa terkait dengan pemerintah atau "orang-orang di atas sana". "Hey Bung", "Feodalisme", "Birokrasi Complex" di album Generasi Biru(1994). Walaupun tak langsung mengenai titik "kesadaran" seperti lagu "Gosip Jalanan", setidaknya interpretasi dari tiga lagu di atas cukup untuk menjadi alat kritik.


Perhatikan lirik lagu Gosip Jalanan:

Pernah kah lo denger mafia judi
Katanya banyak uang suap polisi
tentara jadi pengawal pribadi

Apa lo tau mafia narkoba
keluar masuk jadi bandar di penjara
terhukum mati tapi bisa ditunda

Siapa yang tau mafia selangkangan
Tempatnya lendir2 berceceran
Uang jutaan bisa dapat perawan

Kacau balau ... 2x negaraku ini ...

Ada yang tau mafia peradilan
tangan kanan hukum di kiri pidana
dikasih uang habis perkara

Apa bener ada mafia pemilu
entah gaptek apa manipulasi data
ujungnya beli suara rakyat

Mau tau gak mafia di senayan
kerjanya tukang buat peraturan
bikin UUD ujung2nya duit

Pernahkah gak denger triakan Allahu Akbar
pake peci tapi kelakuan bar bar
ngerusakin bar orang ditampar2

Konser mini Slank di halaman gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tanggal 26 Maret 2008 pukul 13.30 tersebut membuat DPR sebagai lembaga legislatf meradang. Aksi konser grup Slank ini sengaja diadakan karena undangan dari pihak KPK untuk mengampanyekan anti korupsi. Salah satu bait lagu yang dianggap langsung menuding kehormatan DPR, ditanggapi oleh anggota DPR dengan akan mengajukan tuntutan terhadap Slank. Entah kenapa tuntutan itu urung dilaksanakan. Takut dengan massa Slank yang jutaan, takut dengan opini masyarakat yang sebagian besar mendukung Slank atau memang takut karena salah?
Slank hanya mencoba memaparkan realita yang ada dalam kehidupan "bangsa" ini, kita tak usah munafik, tidak hanya Slank satu-satunya. Ada yang lebih vokal dan Vulgar mengejek kehormatan orang lain, yang coba menghancurkan integrasi bangsa ini. Bahkan yang berani menjual kehormatan bangsa! Slank hanya berkreasi dengan caranya sendiri. Salah dan tidak beradab menurut DPR, ajari Slank dan kami slankers untuk bisa beretika. Ajari diri untuk coba beretika, untuk lebih peduli kepada rakyat, untuk tidak jadi bebal, untuk tidak tidur waktu sidang rakyat, untuk tidak sibuk smsan menjalankan bisnis waktu sidang rakyat.
Lalu melebar ke permasalahan kata-kata "selangkangan", "lendir". Salah satu anggota DPR heran dengan Slank yang dimanageri oleh seorang wanita berjilbab. Mempertanyakan apa tidak diajari untuk membuat lirik yang santun. Bertanya pada anggota keluarga, semua famili, menjalankan bisnis dengan halal, berusaha dengan jujur, tak korupsi, tak menginjak-injak kepentingan orang lain, tak mengorbankan orang lain, tak mencemari lingkungan, bertanya anak laki-laki apa tak menghamili perempuan, bertanya apa anak perempuan tak hamil di luar nikah.
Ah pusing!

Momen yang tepat saat hangatnya kasus ini, tiba-tiba ada anggota DPR yang ditangkap karena dugaan penyuapan. Seperti yang dibilang anggota DPR, biar masyarakat yang menilai lirik-lirik lagu Slank. Persepsi masyarakat langsung terbentuk saat hal ini terjadi. Percaya atau semakin tak percaya? Masyarakat disuruh menilai sendiri, hihihi... Topik minggu ini SCTV dalam fotingnya "apakah anda percaya Slank atau DPR?" 99,0.. memilih SLank, 0,.. DPR dan 0,.. memilih tidak tahu. Hmmmm... bagaimana ya? Album Plur tahun 2004, lirik lagu "Gossip Jalanan" ternyata terlalu eksplisit dan menyinggung etika, terang-terangan menohok kubu legislator.

Tidak ada komentar: