Sabtu, 28 Maret 2009

Ada Sesuatu Yang Terjadi


“Kepercayaan adalah suatu keadaan dimana orang berhenti berpikir (untuk sementara atau untuk seterusnya) dan kepercayaan adalah suatu keadaan dimana orang tak boleh berfikir lagi”
(Pramoedya Ananta Toer dalam Mereka Yang Dilumpuhkan)

Dalam kehidupan kecenderungan merasa salah dan benar selalu menyertai. Akibatnya ada suatu pegangan yang harus digunakan. Agama, dan sebagainya. Unsur-unsur kepercayaan menusuk halus dalam setiap gerak pikiran.

Pernyataan-pernyataan seseorang yang dimulai dengan pembelaan biasanya selalu menyebabkan rasa percaya. Saat terjadi sesuatu, orang cenderung lemah dan mengalah kepada akal sehat. Segala kemungkinan-kemungkinan yang belum bisa diterjemahkan dapat dijadikan pegangan. Berkemungkinan boleh saja, tapi ada batasan yang menyertainya.

Apakah kemungkinan itu sudah adil sejak dalam pikiran? Apakah pikiran-pikiran itu telah dipertimbangkan dengan menyertakan analisis yang dapat meruntuhkan hipotesis yang dibangun? Jika hanya merasa sedikit ada celah untuk menekan lalu memperbesar yang sedikit itu sebaiknya jangan. Bisa-bisa itu menjadi bumerang yang akan menekan balik.

Jika merasa bersalah dengan tuduhan yang dilancarkan ternyata tak jelas ujungnya. Dan benar ternyata itu salah. Apakah ada rasa malu? Atau masih tetap berkepala batu. Mempertahankan pendapat agar tetap bisa digunakan sebagai alasan pembenaran?

Orang cenderung bersikap defensif saat dirinya merasa terancam. Saat dituduh melakukan kejahatan yang memang tidak dilakukannya dia akan mencari cara untuk bertahan. Ketika sudah jengah dengan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan ada pikiran untuk menyerang balik. Orang tak akan senang jika terus dijadikan objek tekanan, terus menerus.

Merasa ada yang melindungi dan di posisi paling dekat dengan kekuasaan, orang tak segan-segan untuk bertindak. Segala kemungkinan masih bisa dijadikan pegangan tanpa pikir panjang terus dipelihara. Dicari alasan yang paling dekat dan relevan dengan tindakan.

Sekarang saat semuanya mentah, orang yang menekan tidak bergerak lagi. Beranjak seakan tak pernah terjadi. Lalu mencari penyelamatan dengan membesarkan kekeluargaan.

Begini yang terjadi, lalu apa yang bisa dilakukan? Kenyataannya sekarang semua berubah seperti sedia kala dan boleh dikatakan semakin memburuk. Ya memburuk, tanpa interaksi, tanpa tegur sapa. Yang ada hanya kecurigaan, kecurigaan yang terus menerus. Beruntunglah mereka-mereka yang antipati dan tak ingin tahu sama sekali, mereka bisa melanjutkan hidup tanpa ambil pusing.

Udara masih bisa dihirup, masuk melalui rongga dadanya. Dia masih mandi dan berangkat dan pulang. Dari luar tak ada ketakutan yang memayunginya. Hanya dia tahu ancaman-ancaman ada di sekelilingnya. Lebih baik menghilang, lebih baik tak pulang.

Tidak ada komentar: