Rabu, 11 Maret 2009

Hari-Hari Belakangan

Tekanan mengajarkan kedewasaan. Kira-kira begitu yang dapat ditangkap memperhatikan kisah seorang teman. Dalam hidup, dia dikelilingi banyak pejilat. Yang benar-benar kelihatan hanya satu. Satu orang saja. Dia berkeluh kesah. Membayangkan orang di seberang sana ada di dekatnya. Setidaknya dia bisa bercerita. Berharap ada persepsi yang sama. Tapi orang yang dikatakan teman itu jauh, tidak bisa ditempuh 1 atau 2 jam saja. Butuh waktu 9-10 jam dan ruang untuk rasa lelah, jika ingin bertemu. Informasi terakhir teman ini tak lama lagi akan datang.

Mengenai si penjilat tadi, dia heran. Dulu dia tak begitu. Dicari-carilah penyebab kenapa si penjilat jadi suka menjilat-jilat. Kenapa dia berubah?

Dalam kisah seorang teman ini, membuat si teman berpikir dan berkata. Jangan-jangan, si penjilat merasa kalah. Cara berpikir, relasi dan kedewasaan. Si penjilat yang suka menjilat-jilat kalah telak oleh dia, teman tadi.


Merambat ke banyak hal jadinya. Si penjilat itu sering merasa yang paling tahu. Dia masuk dalam klasifikasi “orang yang tak tahu, tapi berlagak banyak tahu”. Yang paling tidak disukai si teman terhadap si penjilat adalah jika berbicara selalu men-judge, menghakimi bahasa Indonesianya. Karena itu pula si penjilat sangat-sangat sok tahu.

Malas berdebat dengan si penjilat. Jijik untuk berdiskusi.

Kasihan melihat nasib teman ini. Walaupun melihat nasibku sendiri juga banyak yang menyedihkan, tapi buat teman ini…ah kasihan.

Ada pula teman yang dicap oleh temannya sendiri dengan gelar “manusia pesimistis”. Karena terlalu banyak membaca Nietzsche. Hahaha apa pula itu. Ingin juga aku membaca Nietzsche jadinya. Seperti apa itu konsepnya? Superman kah? Ada-ada saja aku pikir. Kurang dalam memahami, tapi tak apalah. Mengemukakan pendapat sudah berani. Zaman sekarang orang bebas bercerita, bebas menilai. Tapi si teman yang di cap “pesimistis” tadi tersinggungnya minta ampun.

Kadang tak ada yang lebih enak bertemu teman lama. Saat itu bisalah bercerita tentang berbagai hal. Pengalaman-pengalaman, sejarah, nostalgia dan sebagainya apa yang terlintas di benak. Banyak berpuluh-puluh lembar jika nak dicatat.

Orang kalau lah kemana-kemana, banyak pengetahuannya. Untuk bercerita banyak bahan yang akan disampaikan. Sampai parak subuh tak habis.

Tidak ada komentar: